Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari 2023

Ingin Diakui, Tapi Tak Pernah Hadir

  “Apakah pernah membayangkan? Kelak saat kita tua nanti, anak-anaklah yang akan kembali merawat kita. Namun, jika selama anak-anak bertumbuh, tapi tak pernah hadir untuk mereka, apakah mungkin anak-anak akan sepenuhnya mengingat orangtuanya untuk kembali memberi perhatian? Apakah hal tersebut cukup adil bagi anak-anak?”   Boleh jadi, sebagian akan menjawab bahwa : “Ya, namanya anak, harus berbakti pada orangtua. Bagaimanapun kondisi orangtuanya.”   Saya sepaham dengan budaya bahwa anak-anak sejatinya berbakti pada kedua orangtuanya. Namun pada faktanya, banyak di sekitar kita, nggak sedikit orangtua lalai dalam memenuhi kebutuhan anak selama mereka bertumbuh. Apalagi ketika pada akhirnya mereka berpisah, maka yang paling terdampak pertama kali, tentu anak-anak.   Lagi-lagi, saya membagikan sebuah cerita ini dari pengalaman seorang Ibu tunggal, di mana kenyataan mengharuskan ia merawat anak-anaknya sendiri, bahkan dengan segala daya upaya mencoba mengajak co-par...

Relationship For Single Mom

  “Tadinya saya berpikir, bahwa ketika memutuskan untuk tetap menjalani peran sebagai single mom adalah jalan ninja yang mengasyikan. Menjadi perempuan bebas, mengatur kehidupan sendiri, dan bisa jadi apapun sesuai kehendak sendiri . What a great live.” Memang benar, keasyikan itu ada kok. Selama 7 tahun ke belakang saya menikmati status single mom ini karena saya bebas melakukan apapun dengan aturan-aturan yang bisa saya tentukan sendiri. Fokus saya hanya untuk diri sendiri dan anak-anak. Nggak perlu tuh, mikirin pasangan, dan segala aturan-aturan yang melekat pada sebuah hubungan. Bikin ribet saja! Lain ucapan, lain kenyataan. Kadangkala saya “si manusia paling sok tahu ini” menyadari, bahwa keasyikan yang saya jabarkan tadi sifatnya sementara. Ada kuasa yang nggak bisa saya tolak perkara takdir. Selama ini saya merasa cukup mampu menjalani peran sebagai single mom. Mencari nafkah, menjaga anak-anak, melakukan peran-peran yang dua kali lebih banyak tanggung jawabnya, “and all is ...

Ketika Saatnya Melepas Anak-Anak

  “Nak, Moma nggak menyangka, rasanya secepat ini melihat kenyataan kalian akan beranjak pergi dengan Langkah masing-masing.” Saya sedang menerima segala emosi yang hadir atas kondisi saat ini. Fakta bahwa kedua anak saya kini telah menentukan pilihan jalannya masing-masing membuat saya tersadar, anak-anak memang titipan yang pada masanya perlu kita relakan pergi. Sejak putri pertama saya menentukan pilihannya untuk meneruskan jenjang SMK yang mengharuskan terpisah jarak, kemudian melanjutkan pilihan kuliah di kota kelahirannya, saya menyadari si sulung tak bersama lagi dengan saya sehari-harinya, ada rasa rindu dan sedih setiap kali saya mengingatnya. Semua saya tuangkan dalam doa dan pengharapan kepada Ilahi, agar senantiasa si sulung selalu dalam ridho dan penjagaanNYA. Dan yang masih membuat saya cukup bisa tenang menjalani hari-hari tanpa si kakak, karena adanya si bungsu yang masih bersama saya. Saya masih memiliki si bungsu yang menemani hari-hari di rumah. Ternyata, lain ha...