“Nak, Moma nggak menyangka, rasanya secepat ini melihat kenyataan kalian akan beranjak pergi dengan Langkah masing-masing.” Saya sedang menerima segala emosi yang hadir atas kondisi saat ini. Fakta bahwa kedua anak saya kini telah menentukan pilihan jalannya masing-masing membuat saya tersadar, anak-anak memang titipan yang pada masanya perlu kita relakan pergi. Sejak putri pertama saya menentukan pilihannya untuk meneruskan jenjang SMK yang mengharuskan terpisah jarak, kemudian melanjutkan pilihan kuliah di kota kelahirannya, saya menyadari si sulung tak bersama lagi dengan saya sehari-harinya, ada rasa rindu dan sedih setiap kali saya mengingatnya. Semua saya tuangkan dalam doa dan pengharapan kepada Ilahi, agar senantiasa si sulung selalu dalam ridho dan penjagaanNYA. Dan yang masih membuat saya cukup bisa tenang menjalani hari-hari tanpa si kakak, karena adanya si bungsu yang masih bersama saya. Saya masih memiliki si bungsu yang menemani hari-hari di rumah. Ternyata, lain ha...