Langsung ke konten utama

Berjuang Lagi, Ya!

 “Berulang kali kecewa, berulang kali sedih dan pilu, kecewa, marah, dan berulang kali overthingking hingga merasa insecure. Pernah?”

Adalah lumrah pada manusia kalau hal-hal di atas pernah kamu alami. Kita tidak bisa meng-klaim bahwa hidup kan selalu tentang baik-baik saja, atau tentang emosi yang selalu menyenangkan. Nyatanya, kadangkala kita perlu ‘ditampar’, bahkan ‘dihajar’ untuk sekadar tau, bahwa suatu saat masing-masing dari kita akan mendapatkan sebuah pemaknaan dari setiap kisah.

Tetapi tentu saja, setiap orang akan berbeda dalam melewatinya. Aku, kamu, atau mereka, dengan segala isi kepala berbeda, emosi yang juga berbeda, punya jalan masing-masing untuk berbenah dari segala kisah. Layaknya ketika kamu ingin sampai di sebuah tempat yang indah, tentu butuh melewati jalanan yang tanpa kita pernah tau seperti apa. Setidaknya, lewati saja, sesuai dengan mampumu. Dan misalkan saja kamu capek, lelah, kamu bisa berhenti sejenak, sebelum kembali menginjak gas.


Ini bisa saja tentang aku, kamu atau mereka.

Yang aku tahu, setiap dari kita akan memiliki pertempuran masing-masing. Berjuang lagi, setelah jeda kamu rasa cukup. Berjuang lagi, meski tamparan kecewa sedemikian menyakitkan. Berjuang lagi, karena kamu layak dengan segala pertempuranmu. Berjuang lagi, karena kamu hanya perlu yakin, daya upayamu akan menemukan titik yang paling tabik.

Berjuang lagi, ya, untuk semua yang kau harapkan

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kuliah Lagi - Tantangan Seru, Di Tengah Hidup Yang Mulai Santuy

Bukan hidup kalau nggak memberikan kejutan-kejutan, ya.  Tapi ya, karena kita hidup, sejatinya kita tetap memiliki harapan.  Siapa sangka, di tengah perjalanan hidup yang sudah mulai santuy, aku malah memutuskan untuk kuliah lagi. Sebuah keputusan yang awalnya datang tiba-tiba, tapi setelah dipikir-pikir, ternyata punya makna besar dalam perjalanan hidupku.   Keputusan ini muncul saat aku merasa ada ruang kosong yang perlu diisi. "Kosong?" Bukannya Mira sibuk terus, ya. Kadangkala, sibuk itu nggak melulu memenuhi ruang yang ada dalam diri. Bisa jadi, beberapa hal sudah tak sejalan, namun tetap perlu dilakukan. Tapi jujur, meski sudah cukup nyaman dengan ritme slow living , ada dorongan dari dalam hati untuk kembali belajar. Karena buatku, sepanjang aku hidup, ya selama itu pula adalah proses belajar. Rumus mengosongkan gelas itu, boleh jadi selamanya akan aku pegang. Usia 40 plus-plus, tau-tau kuliah lagi. "Nyari apa sih, Mir?" :)) Jadi, awalnya begini, Di suatu sor...

Perempuan Mandiri Itu Menyenangkan, Tapi Kadang Juga Capek

Ada satu masa di beberapa tahun ke belakang, saya merasa bahwa saya ini adalah Super Mom dan Super Woman. Gimana enggak, saya perlu melakukan segalanya sendirian. Mulai dari urusan domestik rumah, anak-anak, keuangan, dan lingkungan sekitar. Rasanya menyenangkan. Karena saya bisa jadi Bos untuk diri saya sendiri. Saya juga bebas melakukan hal-hal yang saya sukai, mewujudkan mimpi-mimpi tanpa kompromi, termasuk pergi ke mana saja tanpa ada yang melarang. Boleh jadi, kehidupan saya yang seperti itu adalah kehidupan yang diimpikan bagi para Independent Woman. Dan iya, saya menikmati semua itu. Namun di sisi lain, nggak bisa dipungkiri ada rasa lelah yang diam-diam menghampiri. Menjadi perempuan mandiri itu juga pilihan. Pun dengan kondisi saat ini ketika saya telah memiliki pasangan kembali. Terbiasa mandiri membuat saya menemukan arah langkah kaki ini ke mana dan kendali penuh atas segala hal. Hanya saja, saat ini saya perlu berkompromi dengan pasangan atas apa yang ingin saya lakukan. B...

Hati Seperti Kertas

Pernahkah kamu mendengar ungkapan bahwa "hati perempuan bagaikan kertas?" Lembaran putih yang mudah dilipat, digambar, dan diwarnai dengan tinta kata dan rasa. Ungkapan ini mungkin terdengar sederhana, namun menyimpan makna mendalam tentang kompleksitas dan keindahan hati wanita. Kertas, dalam kesederhanaannya, memiliki kekuatan untuk menyimpan cerita. Setiap goresan pena, setiap guratan tinta, meninggalkan jejak yang tak terhapuskan. Begitu pula hati perempuan, yang mampu menyimpan kenangan, cinta, dan luka dengan begitu detail dan penuh makna. Seperti kertas yang mudah dilipat, hati perempuan pun mudah tergerak oleh emosi. Sukacita dan kesedihan, cinta dan benci, semua dapat mewarnai hatinya dengan begitu cepat dan intens. Kepekaan ini yang membuat perempuan begitu istimewa, mampu merasakan dan memahami dunia dengan lebih mendalam. Namun, sama seperti kertas yang mudah robek, hati perempuan pun memiliki sisi rapuhnya. Luka hati, pengkhianatan, dan kekecewaan dapat meninggal...