Langsung ke konten utama

Dari 2024 ke 2025 : Seperti Mengubah Halaman Dan Cerita Baru Lagi

Tahun 2024 ini, apa yang paling berkesan buat kamu? Mungkin ada momen-momen di mana kamu merasa berhasil, merasa kuat, atau mungkin justru merasa rapuh.
Apapun itu, semua pengalaman yang kita jalani adalah bagian dari perjalanan kita. Mereka adalah pengingat bahwa kita hidup, tumbuh, dan belajar

Coba deh, sekarang bayangkan kembali perjalanan kamu sepanjang 2024. Bagaimana rasanya? Apakah ada momen di mana kamu merasa luar biasa bangga dengan diri sendiri? Atau mungkin, ada saat-saat yang membuatmu merasa berat dan ingin menyerah?  

Boleh jadi, kita semua pernah merasa terjebak dalam sebuah kondisi yang tidak kita harapkan. Rasanya kita harus selalu bergerak, harus produktif, harus bisa memenuhi setiap ekspektasi. Padahal, semua itu nggak harus. Kamu hanya perlu tau sampai di mana kesanggupanmu untuk menjalani peran-peran terbaikmu.

Apa kamu menyadari, kalau nggak apa-apa lho, untuk bilang “tidak” pada hal-hal yang menguras energi kamu. Atau, kamu juga bisa belajar untuk menghargai pencapaian kecil, seperti bangun pagi dengan hati dan pikiran yang baik. Dan semangat itu yang bisa jadi bekal kamu untuk bisa melewati hari-hari, meski kenyataannya ada saja hal-hal yang nggak baik yang kamu alami. Nggak apa-apa nutuk nggak buru-buru dan belajar untuk melambat, karena hidup bukan soal seberapa cepat kita mencapai tujuan, tapi seberapa banyak momen yang kita nikmati di sepanjang perjalanan.  

Dan aku percaya ada banyak hal yang bisa dijadikan pelajaran serta dimaknai. Jika saat ini, adalah momen tepat untuk  mengingat momen di mana kamu berani untuk terus melangkah. Percayalah, itu adalah versi terbaik dirimu.

Untuk tahun 2025, Apa yang ingin kamu tuliskan di sana? 
Boleh jadi, di depÄn sana ada kesempatan untuk menjalani hidup dengan lebih tulus. Untuk melihat diri kita bukan sebagai sosok yang harus memenuhi standar siapa pun, tapi sebagai pribadi yang pantas untuk merasa cukup, bahagia, dan tetap penuh cinta kasih.

Terkadang, resolusi terbaik adalah langkah kecil yang membawa kita menuju versi diri yang lebih bahagia dan lebih tenang. Kita mulai dari langkah kecil saja, ya?
  • lebih sering bilang “terima kasih” pada diri sendiri.  
  • Lakukan hal yang kamu suka, dengan hal-hal yang memberikan kebaikan untuk diri sendiri dan
  • menikmati setiap momen tanpa terburu-buru.  
Kita buat kehidupan lebih seimbang, yang senantikas selalu merangkul kebahagiaan kecil yang sering terlewat. Karena pada akhirnya, hidup bukan tentang menjadi yang terbaik menurut standar orang lain, tapi tentang menjadi versi terbaik dari diri kita sendiri.

Apapun yang terjadi di tahun 2024, aku ingin kamu tahu bahwa kamu sudah melakukan yang terbaik. kamu hebat, kamu berharga, dan kamu pantas untuk bahagia. Selamat menyambut tahun baru, teman-teman. Sampai jumpa!  Dan di tahun 2025, aku berharap kita semua bisa menjadi lebih kuat, lebih bijaksana, dan lebih mencintai diri sendiri.

Mira di sini untukmu

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kuliah Lagi - Tantangan Seru, Di Tengah Hidup Yang Mulai Santuy

Bukan hidup kalau nggak memberikan kejutan-kejutan, ya.  Tapi ya, karena kita hidup, sejatinya kita tetap memiliki harapan.  Siapa sangka, di tengah perjalanan hidup yang sudah mulai santuy, aku malah memutuskan untuk kuliah lagi. Sebuah keputusan yang awalnya datang tiba-tiba, tapi setelah dipikir-pikir, ternyata punya makna besar dalam perjalanan hidupku.   Keputusan ini muncul saat aku merasa ada ruang kosong yang perlu diisi. "Kosong?" Bukannya Mira sibuk terus, ya. Kadangkala, sibuk itu nggak melulu memenuhi ruang yang ada dalam diri. Bisa jadi, beberapa hal sudah tak sejalan, namun tetap perlu dilakukan. Tapi jujur, meski sudah cukup nyaman dengan ritme slow living , ada dorongan dari dalam hati untuk kembali belajar. Karena buatku, sepanjang aku hidup, ya selama itu pula adalah proses belajar. Rumus mengosongkan gelas itu, boleh jadi selamanya akan aku pegang. Usia 40 plus-plus, tau-tau kuliah lagi. "Nyari apa sih, Mir?" :)) Jadi, awalnya begini, Di suatu sor...

Perempuan Mandiri Itu Menyenangkan, Tapi Kadang Juga Capek

Ada satu masa di beberapa tahun ke belakang, saya merasa bahwa saya ini adalah Super Mom dan Super Woman. Gimana enggak, saya perlu melakukan segalanya sendirian. Mulai dari urusan domestik rumah, anak-anak, keuangan, dan lingkungan sekitar. Rasanya menyenangkan. Karena saya bisa jadi Bos untuk diri saya sendiri. Saya juga bebas melakukan hal-hal yang saya sukai, mewujudkan mimpi-mimpi tanpa kompromi, termasuk pergi ke mana saja tanpa ada yang melarang. Boleh jadi, kehidupan saya yang seperti itu adalah kehidupan yang diimpikan bagi para Independent Woman. Dan iya, saya menikmati semua itu. Namun di sisi lain, nggak bisa dipungkiri ada rasa lelah yang diam-diam menghampiri. Menjadi perempuan mandiri itu juga pilihan. Pun dengan kondisi saat ini ketika saya telah memiliki pasangan kembali. Terbiasa mandiri membuat saya menemukan arah langkah kaki ini ke mana dan kendali penuh atas segala hal. Hanya saja, saat ini saya perlu berkompromi dengan pasangan atas apa yang ingin saya lakukan. B...

Hati Seperti Kertas

Pernahkah kamu mendengar ungkapan bahwa "hati perempuan bagaikan kertas?" Lembaran putih yang mudah dilipat, digambar, dan diwarnai dengan tinta kata dan rasa. Ungkapan ini mungkin terdengar sederhana, namun menyimpan makna mendalam tentang kompleksitas dan keindahan hati wanita. Kertas, dalam kesederhanaannya, memiliki kekuatan untuk menyimpan cerita. Setiap goresan pena, setiap guratan tinta, meninggalkan jejak yang tak terhapuskan. Begitu pula hati perempuan, yang mampu menyimpan kenangan, cinta, dan luka dengan begitu detail dan penuh makna. Seperti kertas yang mudah dilipat, hati perempuan pun mudah tergerak oleh emosi. Sukacita dan kesedihan, cinta dan benci, semua dapat mewarnai hatinya dengan begitu cepat dan intens. Kepekaan ini yang membuat perempuan begitu istimewa, mampu merasakan dan memahami dunia dengan lebih mendalam. Namun, sama seperti kertas yang mudah robek, hati perempuan pun memiliki sisi rapuhnya. Luka hati, pengkhianatan, dan kekecewaan dapat meninggal...